Menata Hati dan Amal
Siapa pun yang hendak menata laku amalnya, maka harus
dimulai dengan menata hati. Namun, ia tidak akan mampu menata hatinya dengan
baik, sebelum mengetahui lima hal prinsip tentangnya.
Pertama, Allah maha mengetahui apa pun yang tersimpan, yang terbersit,
dan dirahasiakan dalam hati hamba-hamba-Nya. Hal itu berdasarkan firman-Nya
sebagai berikut ini.
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ
Artinya: “Dan Allah
mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu,” (QS al-Ahzab [33]: 51).
Kedua, Allah tidak memandang rupa, wajah, atau kulit hamba
kita. Yang dipandang dari kita hanyalah hati. Hal itu berdasarkan sabda
Rasulullah saw:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَا إِلَى أَمْوَالِكُمْ،
وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ، فَمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ صَالِحٌ
تَحَنَّنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ، وَإِنَّمَا أَنْتُمْ بَنِي آدَمَ أَكْرَمُكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi
melihat hati dan amalan kalian. Siapa saja yang memiliki hati yang bersih, maka
Allah menaruh simpati padanya. Kalian hanyalah anak cucu Adam. Tetaplah yang
paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa,” (HR.
Al-Thabrani).
Ketiga, hati ibarat raja,
sedangkan anggota tubuh lain ibarat rakyat yang mengikutinya. Jika yang diikuti
baik, maka pengikutnya pun akan baik. Jika pemimpinnya lurus, maka rakyatnya
juga lurus. Adakalanya, pemimpin lurus, rakyatnya terkadang tidak lurus,
apalagi pemimpinnya tidak lurus. Ingatlah sabda Rasulullah saw. yang
menyatakan:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
Artinya: “Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada segumpal
daging. Jika daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika daging itu
rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Daging tersebut ialah hati,” (HR
al-Bukhari).
Keempat, hati adalah gudang
berbagai macam permata berharga dan makna-makna penting bagi seorang hamba.
Permata pertama adalah akal, sedangkan permata paling mulia adalah makrifat
kepada Allah, yang merupakan sebab kebahagiaan dunia dan akhirat. Permata
berikutnya adalah mata hati (bashirah) yang menjadi modal untuk mendekat dan
menghadap kepada Allah.
Kelima, hati memiliki beberapa keadaan. Antara lain, hati selalu menjadi
sasaran serangan lawan. Dalam hal ini adalah serangan setan. Setan selalu
mengintai kelengahannya. Ketika pemiliknya berdzikir, setan sedikit menjauh
darinya. Namun, ketika pemilik hati lalai, setan kembali membisikinya. Di saat
yang sama hati juga menjadi tempat turunnya bisikan baik, terutama ilham dan
bisikan malaikat. Sehingga hati tidak terlepas dari dua sumber bisikan
tersebut. Kesibukan hati jauh lebih banyak dari kesibukan anggota tubuh yang
lain dengan akal dan hawa nafsu berada di dalamnya.
Maasyiral muslimin
rahimakumullah,
Demikianlah Khutbah Jumat
hari ini Semoga kita tergolong hamba-hamba yang memiliki hati yang bersih dan
selamat. Amin ya mujibas sa’ilin.
Komentar
Posting Komentar