Konsekuensi Hidup di Dunia

 

Islam telah mengajarkan bahwa perbuatan dan perilaku kita di dunia ada konsekuensinya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Ada penegakan hukum dan keadilan di dunia, sebagaimana ada penegakan hukum dan keadilan di akhirat. Walaupun realitanya antara keduanya ada perbedaan yang sangat jauh.

Pengadilan Allah ta’ala di padang mahsyar nanti amatlah dahsyat dan maha adil. Adapun pengadilan manusia di dunia seringkali jauh dari potret ideal keadilan.

Maasyrial Muslimin Rahimakumullah,

Setiap apa yang kita lakukan sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: “Tiada suatu ucapan yang dia ucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat yang selalu hadir”. QS. Qaf: 18

Perbuatan kita bukan hanya dicatat, namun juga akan diganjar sesuai dengan kadar, kualitas dan jenis yang kita lakukan.


“فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ”.

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat debu, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat debu, niscaya dia pun akan melihat (balasan)nya”. QS. Az-Zalzalah: 7-8.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Bagaimanakah prosesi pertanggungjawaban kita di hadapan Allah ‘azza wa jalla kelak? Bagaimana pula gerangan pengadilan akhirat akan digelar?

Berikut sekelumit gambaran tentang kejadian mengerikan itu:

Kelak, setiap manusia akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah Yang Maha adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya. Tidak akan ditemani siapapun, walaupun ia orang terdekatnya sekalipun.

 

Setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti, tidak akan bisa menyewa pengacara, tidak pula didampingi keluarga, sanak saudara ataupun siapapun jua. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatan kita.

“وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا“.

Artinya: “Pada hari kiamat, setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri”. QS Maryam [19]: 95

Saat itu, mulut kita akan dibungkam dan dikunci rapat. Jikalau pada pengadilan dunia, lisan kita bisa berbicara, bersilat lidah, berkelit atau bahkan bisa berdusta, maka pada pengadilan akhirat nanti mulut ini akan terdiam, kelu dan tak bisa berucap, kendati hanya sepatah kata. Sebaliknya seluruh anggota tubuh kita dipersilahkan untuk bersaksi. Mata, telinga, tangan, kaki, bahkan kulit, semuanya berbicara membeberkan dan membuka apa yang pernah kita lakukan di dunia.

 

 

 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya: “Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia)”. QS. Yasin (36): 65.

Bahkan bumi tempat kita berpijak pun tidak ketinggalan untuk melaporkan kepada Allah jalla wa ‘ala tentang apa yang kita lakukan di atasnya.[1]

“يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا . بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا”.

Artinya: “Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya”. QS. Az-Zalzalah (99): 4-5.

 

 

 

Maasyrial Muslimin Rahimakumullah,

Pengadilan akhirat begitu menegangkan. Salah satu bekal utama yang kita bawa saat itu adalah amal salih yang kita tabung dan kumpulkan sedikit demi sedikit saat ini.

Adapun harta, jabatan, kedudukan, pangkat, keturunan, pengikut dan apapun yang dibanggakan di dunia ini, tidak akan berguna sama sekali saat itu.

“يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: “Pada hari (akhirat) tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih”. QS. Asy-Syua’râ’ (26): 88-89.

Sungguh beruntung orang-orang yang berat timbangannya, dan merugilah orang-orang yang ringan timbangannya.

 

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Artinya: ”Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami”. QS. Al-A’raf [7]: 8-9.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jiw dan Ruh

Amalan Setelah Ramadan

Jadikan Diri Pribadi Taat