Kepemimpinan
Hadirin
jamaah Jum’at rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah
kita bersama-sama menggali hikmah dan pelajaran dari kepemimpinan dalam Islam.
Kepemimpinan, sesungguhnya, adalah bagian integral dari kehidupan manusia.
Namun, dalam Islam, kepemimpinan bukanlah semata-mata kekuasaan, tetapi sebuah
amanah yang besar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam
Al-Quran:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً
يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami menjadikan di
antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
ketika mereka sabar dan yakin akan ayat-ayat Kami." (QS. As-Sajdah: 24)
Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam adalah contoh teladan terbaik dalam kepemimpinan. Beliau tidak
hanya menjadi pemimpin bagi umatnya, tetapi juga seorang panutan dalam segala
aspek kehidupan.
Hadirin
jamaah Jum’at rahimakumullah,
Pemilihan pemimpin merupakan salah satu
tindakan penting dalam sebuah masyarakat. Dalam Islam, pemilihan pemimpin
bukanlah perkara yang dianggap sepele. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya proses pemilihan pemimpin yang
adil dan berkompeten.
Saat beliau wafat, umat Islam dihadapkan
pada tugas penting untuk memilih pemimpin yang akan menjadi penggantinya,
Amirul Mukminin. Proses pemilihan ini tidaklah sembarangan, tetapi melibatkan
konsultasi, musyawarah, dan kehati-hatian.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
sendiri telah menegaskan bahwa pemimpin harus dipilih dari kalangan yang
terbaik di antara umat. Ini menunjukkan betapa pentingnya kualitas kepemimpinan
dalam menegakkan keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian dalam masyarakat.
Rasulullah saw menyebut bahwa seorang
pemimpin adalah pelayan yang harus melayani kebutuhan masyarakat terekam dalam
sebuah hadits berikut,
أَنَّ أَبَا مَرْيَمَ الأَزْدِىَّ
أَخْبَرَهُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى مُعَاوِيَةَ فَقَالَ مَا أَنْعَمَنَا بِكَ أَبَا فُلاَنٍ.
وَهِىَ كَلِمَةٌ تَقُولُهَا الْعَرَبُ فَقُلْتُ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ أُخْبِرُكَ بِهِ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ مَنْ وَلاَّهُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ شَيْئًا مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَاحْتَجَبَ دُونَ حَاجَتِهِمْ وَخَلَّتِهِمْ
وَفَقْرِهِمُ احْتَجَبَ اللَّهُ عَنْهُ دُونَ حَاجَتِهِ وَخَلَّتِهِ وَفَقْرِهِ .قَالَ
فَجَعَلَ رَجُلاً عَلَى حَوَائِجِ النَّاسِ.
Artinya: “Bahwasanya
Abu Maryam al-Azdi telah mengabarkan kepadanya, ia berkata: aku menemui
Mu’awiyah, kemudian ia berkata: kenikmatan apakah yang diberikan kepada kami
melaluimu wahai Abu Fulan? Hal itu merupakan perkataan yang biasa diucapkan
orang-orang Arab, kemudian aku katakan sebuah hadits yang aku dengar, aku akan
mengabarkan kepadamu, aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: barangsiapa
yang Allah ‘Azza wa Jalla serahkan kepadanya sebagian urusan orang Muslim
kemudian ia menutup diri dari melayani kebutuhan mereka dan keperluan mereka,
maka Allah akan menutup diri darinya dan tidak melayani kebutuhannya serta
keperluannnya.” Abu Maryam berkata: kemudian Mu’awiyah menjadikan seseorang
untuk mengurusi kebutuhan-kebutuhan manusia.”
Hadirin
yang dirahmati Allah,
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk
menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab dalam memilih pemimpin.
Pemilihan pemimpin bukanlah sekadar hak, tetapi juga amanah yang harus dipikul
dengan sebaik-baiknya.
Seorang pemimpin yang efektif perlu
menunjukkan integritas yang kuat serta memiliki keterampilan kepemimpinan dan
manajemen yang kompeten. Beberapa sifat yang dianggap penting dalam seorang
pemimpin yang ideal termasuk kejujuran, keandalan, tanggung jawab, kecerdasan,
kemampuan manajerial yang baik, serta kepedulian terhadap kepentingan
masyarakat. Sama seperti sifat Rasulullah yaitu shidiq, tabligh, amanah, dan
fathanah.
Kita harus memilih pemimpin yang mempunyai
integritas, kejujuran, dan kompetensi dalam memimpin. Kita harus menghindari
memilih pemimpin berdasarkan kesetiaan pribadi, suku, atau golongan semata,
tetapi berdasarkan kualifikasi dan program kerja yang jelas untuk kesejahteraan
bersama.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Saat ini, negara kita akan segera
menggelar Pemilihan Umum pada tanggal 14 Februari 2024. Inilah saatnya bagi
kita untuk turut serta dalam proses demokrasi, untuk memilih pemimpin yang akan
menjadi amanah bagi kita semua.
Terdapat beberapa 5 Surat Suara dalam
Pemilu Serentak 2024. Pemilih mendapat surat suara Presiden dan Wakil Presiden,
DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Mari kita jadikan Pemilu ini sebagai
momentum untuk menunjukkan komitmen kita dalam menjaga keutuhan negara,
kedamaian, dan kesejahteraan bersama. Mari kita sukseskan Pemilu dengan datang
ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilih kita dengan bijak.
Kepemimpinan dalam Islam adalah sebuah
amanah yang besar. Kita semua memiliki peran dalam menjaga tegaknya kepemimpinan
yang adil dan berkeadilan. Mari kita jadikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam sebagai teladan dalam memilih pemimpin yang terbaik bagi umat dan negara
kita.
Semoga Allah memberikan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua.
Komentar
Posting Komentar