Hukum Karma Menurut Islam
Hukum karma menurut islam menarik untuk diuraikan. Istilah
karma sering dipakai dalam ajaran agama Buddha atau Hindu.
Karma berkaitan dengan hukum sebab akibat, yang berarti
semua perbuatan yang dilakukan manusia akan memberikan akibat untuk pelakunya
di masa mendatang.
Agama Islam tidak mengenal istilah karma. Dalam Islam, apa
yang kita dapatkan saat ini juga tidak dapat serta merta dipandang sebagai
karma dari perbuatan di masa sebelumnya. Sebab, hal itu bersifat ghaib atau
hanya Allah SWT saja yang mengetahui.
Misalnya saja, jika seseorang sakit parah tidak bisa
langsung dianggap bahwa itu adalah karma dari suatu perbuatan yang pernah
dilakukannya. Pasalnya, bisa jadi hal itu adalah ujian yang diberikan dari
Allah SWT. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hukum sebab akibat tersebut
bersifat gaib dan hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Menebak hal ghaib justru termasuk dosa kesyirikan yang
besar. Hal itu sebagaimana di dalam firman-Nya.
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ
وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
“Katakanlah: Tidak
ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,
kecuali Allah” (An-Naml: 65).
Bahkan
apabila kita percaya dengan tebakan hal ghaib maka ini termasuk kekufuran. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa
yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia
berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.”
Islam mengajarkan bahwa perbuatan
baik akan berakibat baik dan perilaku yang buruk akan berakibat keburukan juga.
Akibat dari perbuatan manusia bahkan terkadang dapat dirasakan di dunia masih
hidup, meski sebenarnya itu adalah rahasia Ilahi. Ini tentu mirip dengan karma.
Dalam QS
Ar-Rum 30:41 Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِى عَمِلُوا۟
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
Komentar
Posting Komentar