Amalan Setelah Bulan Ramadhan
Jamaah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah
Bulan Ramadhan yang baru saja berlalu, menjadi momen
bagi kaum muslimin untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka
kepada Allah SWT. Proses peningkatan keimanan dilakukan, antara lain dengan
cara memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Upaya memperbanyak ketaatan yang muaranya adalah pada
bertambah kuatnya keimanan dan ketakwaan ini, tentu dengan harapan agar kita
menjadi hamba yang dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana firman dalam Al-Qur'an
Surat Ali Imran ayat 76:
فَاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya, “Maka sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang bertakwa.”
Begitulah. Pada ayat yang lain, Allah mencintai
hamba-hamba-Nya yang beriman. Oleh karena itu, kita harus menjadikan iman dan
takwa sebagai jalan hidup agar dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Namun, iman manusia laksana lautan, yang terkadang
mengalami pasang surut karena keadaan. Terkadang karena ketaatan, yang telah
kita kerjakan menyebabkan iman bertambah kuat dan sebaliknya karena seringnya
kita berbuat maksiat, iman kita menjadi menurun.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Maka, sebagai sebuah pengingat untuk kita semua. Nabi
Muhammad SAW telah mengingatkan kepada kita dalam sebuah hadits, yang relevan
untuk sepanjang zaman.
Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Dzar Jundub
bin Junadah dan Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma.
اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
Artinya, “Bertakwalah kalian di mana pun kalian berada. Iringilah
keburukan dengan kebaikan yang mana itu bisa menghapusnya, dan pergaulilah
orang-orang dengan akhlak yang baik,” (HR Imam At-Turmudzi).
Dalam penjelasan di dalam Kitab Al Azwadul
Musthofawiyah fi Tarjamatil Arbain Nawawiyyah, KH Mustofa Bisri menerangkan
saat itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Sahabat Abu Dzar yang saat itu
tinggal di Ghifar, jauh dari Makkah, untuk senantiasa bertakwa kepada Allah.
Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Maka, kita dapat memaknai perintah Nabi tersebut,
dalam konteks setelah bulan Ramadhan, agar kita juga dapat menjaga ketakwaan
kita, di manapun kita berada. Baik di rumah maupun di luar rumah. Di kampung
halaman ataupun di tempat perantauan. Saat sendiri ataupun ketika berkumpul
dengan orang lain. Pun saat Ramadhan atau di luar bulan selainnya.
Kemudian, pesan kedua Nabi di dalam hadits tersebut,
yakni agar kita senantiasa memperbanyak kebaikan. Harapannya adalah dengan kebaikan
tersebut, akan menghapus keburukan-keburukan yang telah kita lakukan. Tentu,
upaya ini juga perlu dibarengi dengan kita menghindari atau tidak melakukan
keburukan.
Maka, di momen setelah Ramadhan, tetaplah untuk
senantiasa melakukan banyak kebaikan. Dalam lanjutan penjelasan Kiai Bisri,
kebaikan yang dimaksud yakni menjalankan shalat lima waktu seperti halnya
firman Allah SWT dalam Al-Qur'an.
وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا
مِّنَ الَّيْلِۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
Artinya, “Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi
dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik
menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang
selalu mengingat (Allah),” (QS Hud ayat 114).
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan kebaikan
yang dimaksud adalah kebaikan-kebaikan secara umum, tidak terbatas hanya pada
ibadah shalat, seperti yang telah disebutkan.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemudian yang terakhir pesan Nabi dalam hadits
tersebut adalah agar kita bergaul kepada orang lain dengan akhlak yang baik,
dengan penuh tenggang rasa dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Hal ini
sudah kita awali, pada momen Lebaran, dengan cara bersilaturahim kepada sesama
disertai tindakan saling memaafkan satu sama lain.
Maka, awal yang baik ini tinggal kita lanjutkan untuk
merajut hubungan yang baik kepada sesama. Begitulah pesan-pesan dari Nabi
Muhammad SAW, tentang pentingnya menjaga ketakwaan, beramal baik, dan
mengedepankan akhlak yang baik dalam berhubungan dengan antarsesama. Semoga hal
tersebut menjadikan kita sebagai pribadi yang dicintai oleh Allah SWT.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita senantiasa
berdoa, semoga Allah memberikan kita rahmat, keberkahan, dan keselamatan. Serta
menjauhkan kita dari segala penyakit dan musibah. Amin ya Rabbal Alamin
Komentar
Posting Komentar