Alam Kubur
Setelah meninggal dunia, seluruh umat manusia maka akan
memasuki alam kubur. Di alam barzakh ini, manusia yang tidak beriman kepada
Allah akan mendapatkan siksa kubur yang berat.
Namun, apakah siksa kubur tersebut berlangsung secara terus
menerus?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah bahwasanya siksa kubur
ada dua jenis,” kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dikutip dari buku berjudul
“Rahasia Ruh dan Kematian” terbitan Turos Pustaka.
1. Siksa
Kubur yang berkelanjutan
Ibnu Qayyim menjelaskan, siksa kubur yang berkelanjutan
adalah semua jenis siksa selain yang disebutkan di dalam hadits-hadits tertentu
yang menyatakan bahwa siksa yang diringankan dari para penghuni kubur di antara
nafkhatain (Dua tiupan sangkakala).
Ketika para penghuni kubur itu dibangkitkan dari dalam
kuburan, Allah SWT berfirman:
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا
مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
Artinya: “Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan
(Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).” (QS Yasin [36]:
56).
Dalil yang menunjukkan berkelanjutannya siksa kubur
diantaranya adalah Firman Allah SWT:
اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا ۚوَيَوْمَ
تَقُوْمُ السَّاعَةُ ۗ اَدْخِلُوْٓا اٰلَ فِرْعَوْنَ اَشَدَّ الْعَذَابِ
Artinya: “Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan
petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan),
“Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!” (QS Ghafir
[40]: 46).
Dalil lain yang menunjukkan berkesinambungannya siksa kubur
adalah hadis-hadis yang sudah disampaikan pada bagian terdahulu, yang
diriwayatkan dari Samurah dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari mengenai mimpi
Rasulullah SAW. Di dalam hadis-hadis itu disebutkan. “…… orang itu diperlakukan
seperti itu sampai Hari Kiamat.”
2. Sika
Kubur yang Sementara
Ibnu Qayyim menjelaskan, siksa kubur yang
bersifat sementara adalah siksa kubur yang terjadi sampai waktu tertentu lalu
berhenti. Contohnya yaitu siksaan yang ditimpakan terhadap sebagian pemaksiat
yang kejahatan mereka ringan.
Menurut Ibnu Qayyim, mereka akan disiksa
sesuai dengan kadar kejahatan mereka, lalu siksa itu akan diringankan bagi
mereka. Seperti ketika siksa dilakukan di dalam api selama beberapa lama, lalu
siksa itu dihilangkan dari orang yang bersangkutan
“Mngkin pula siksa yang ditimpakan kepada
seseorang menjadi terhenti berkat doa, sedekah, istighfar, pahala haji, atau
bacaan tertentu yang sampai kepadanya dari karib kerabatnya atau orang lain,”
jelas Ibnu Qayyim.
Hal ini sama seperti ketika seorang
pemberi pertolongan (syafaat) memberikan pertolongan kepada orang yang disiksa
di dunia sehingga orang tersebut selamat dari siksa berkat pertolongan orang
tersebut.
Akan tetapi, menurut Ibnu Qayyim, syafaat
seperti ini dapat terjadi tanpa adanya perkenan dari orang yang diberi
pertolongan. “Adapun Allah SWT tidak pernah ada seorangpun yang mengajukan
pertolongan syafaat di hadapan-Nya, kecuali hanya setelah adanya izin
dari-Nya,” kata dia.
Menurut dia, Allah lah yang memberi izin
bagi pemberi pertolongan (syafi’) untuk memberi pertolongan jika Dia berkenan
untuk mengasihi orang yang diberi pertolongan tersebut.
Karena itu, Ibnu Qayyim mengingatkan
kepada umat Islam agar
tidak terperdaya dengan yang selain itu. Karena, selain itu merupakan
kesyirikan dan kebatilan yang Allah SWT mustahil melakukannya.
Allah SWT berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ
اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ
Artinya: “Tiada yang dapat memberi syafaat dari sisi Allah kecuali
dengan izin-Nya.” (QS Al-Baqarah [2]: 255).
Komentar
Posting Komentar